简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Pada Selasa, harga emas spot sempat menyentuh level tertinggi dalam empat minggu di US$3.389 sebelum terkoreksi ke US$3.355, turun hampir 1%. Sekilas, penurunan ini tampak dipicu oleh penguatan teknik
Pada Selasa, harga emas spot sempat menyentuh level tertinggi dalam empat minggu di US$3.389 sebelum terkoreksi ke US$3.355, turun hampir 1%. Sekilas, penurunan ini tampak dipicu oleh penguatan teknikal dolar AS. Namun, dari sudut pandang makro, tren bullish emas belum runtuh—justru tengah menyerap momentum baru sebagai aset lindung nilai di tengah perubahan tatanan keuangan global.
Pasar Tenaga Kerja Mendingin, Namun Tekanan untuk Emas Meningkat
Laporan JOLTS bulan April menunjukkan lowongan kerja AS naik menjadi 7,391 juta, namun jumlah PHK melonjak ke level tertinggi dalam sembilan bulan, sementara tingkat pengunduran diri menurun. Ini menandakan pelemahan dinamika pasar tenaga kerja dan penurunan kepercayaan. Pasar memperkirakan laporan Non-Farm Payroll Jumat nanti hanya mencatat tambahan 130 ribu pekerjaan dan tingkat pengangguran naik ke 4,3%. Meskipun tampak positif bagi emas, kombinasi “pekerjaan lemah + suku bunga tinggi” justru membatasi reli emas dalam jangka pendek selama The Fed belum menurunkan suku bunga. Saat ini, peluang penurunan suku bunga pada September hanya sekitar 54%, dengan probabilitas tinggi suku bunga tetap di bulan Juni dan Juli. Emas masih berada dalam fase "uji kesabaran" di era suku bunga tinggi.
Di Balik Rebound Dolar: Awal dari Perang Modal Global?
Meskipun dolar mencatat kinerja awal tahun terburuk dalam 40 tahun terakhir dengan penurunan 8,4% selama lima bulan pertama, penguatan terbaru memberikan tekanan pada harga emas. Ketidakpastian yang lebih dalam muncul dari Pasal 899 dalam UU Reformasi Pajak AS—yang disebut sebagai “pajak balasan”—yang memungkinkan AS mengenakan pajak terhadap investasi asing tertentu. Ini berpotensi meningkatkan ketegangan dagang menjadi perang modal, mendorong modal asing keluar dari obligasi dan saham AS. Dalam konteks ini, emas menjadi jangkar aman ketika kepercayaan terhadap aset dolar terguncang secara struktural.
Inflasi Zona Euro Melandai, ECB Cenderung Dovish dan Mendukung Emas
CPI Zona Euro bulan Mei turun menjadi 1,9% secara tahunan, dan inti CPI juga melandai ke 2,3%. Harga jasa melambat signifikan dari 4,0% ke 3,2%, memberikan ruang bagi ECB untuk memangkas suku bunga pada Kamis ini. Pasar telah memperhitungkan pemangkasan sebesar 25 bps pekan ini dan membuka peluang untuk penurunan lagi tahun ini. Namun, hal ini tergantung pada kemampuan UE dan AS untuk menghindari eskalasi tarif sebelum Juli. Ancaman Donald Trump untuk menaikkan tarif hingga 50% terhadap produk UE dapat memicu balasan dari Eropa, menciptakan ketidakpastian yang menguntungkan emas sebagai aset aman.
Pasar Obligasi Global Direvaluasi Ulang, Volatilitas Kembali ke "Normal"
Lelang obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun mencatat bid-to-cover ratio 3,66, mencerminkan permintaan jangka pendek yang kuat. Fokus kini tertuju pada lelang obligasi tenor 30 tahun, untuk menguji kesiapan pasar menerima normalisasi kebijakan bank sentral. Pasar obligasi global tengah berpindah dari era “kontrol bank sentral” ke “penetapan harga oleh pasar,” yang memicu kenaikan imbal hasil jangka panjang dan kekhawatiran atas risiko kredit negara. Bagi emas, ini menjadi pedang bermata dua: suku bunga jangka pendek tinggi → negatif untuk emas; risiko utang jangka panjang → mendukung logika diversifikasi emas dalam portofolio.
Kesimpulan: Emas Bukan Aset Terkuat Saat Ini, Namun Tetap Menjadi Tempat Berlindung Terakhir
Dalam pusaran dolar, suku bunga, geopolitik, dan aliran modal, emas kemungkinan akan berfluktuasi dalam jangka pendek. Namun, tren bullish struktural tetap hidup. Jika perang dagang AS-UE meningkat, kepercayaan modal goyah, dan risiko sistemik membesar, emas akan kembali merebut peran sebagai aset penentu harga.
Harga Emas Secara Teknikal
Saat ini, level US$3.365 menjadi resisten kunci jangka pendek. Jika gagal ditembus, emas cenderung bergerak sideways. Namun, indikator RSI berada di level 60—masih di atas garis netral 50—menunjukkan momentum naik belum habis, dan pasar belum memasuki wilayah overbought, memberikan ruang untuk kenaikan lebih lanjut. Level psikologis US$3.400 menjadi titik penting; jika berhasil ditembus, akan membangkitkan kembali sentimen bullish dan membuka peluang menuju US$3.450 atau lebih.
Resisten: US$3.365, US$3.400
Support: US$3.248, US$3.270
Disclaimer: Analisis, data, maupun pandangan yang disajikan di atas hanya merupakan komentar pasar umum dan tidak mencerminkan posisi resmi platform. Segala risiko ditanggung oleh pembaca. Harap berinvestasi dengan bijak.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.